Rabu, 27 Oktober 2010

Titik Nadir

Titik Nadir

Kehidupan ini akan senantiasa berputar. Layaknya sebuah roda, kadang ia ada diatas dan kadang ia ada di bawah. Di setiap sudutnya pasti ada rasa-rasa dimana kita harus menanti dengan sabar atau menikmati kebahagiaan yang tengah kita rasakan. Disetiap bagiannya pasti ada keindahan dan kesusahan yang mesti kita rasakan.
Perputaran kehidupan ini adalah sebuah keniscayaan. Sebagai pelengkap dalam kehidupan dan sebagai penawar dalam setiap gejala kehidupan. Tak akan mungkin, orang yang belum pernah merasakan kemiskinan, kemudian bias merasakan bahwa kelapangan rizki itu adalah sebuah kenikmatan. Adanya 2 hal yang saling bertolak belakang ini adalah sebuah keniscayaan, agar kita mampu merasakan keduanya dengan penuh.
Seringkali kita lupa, bahwa dalam setiap perputaran itu akan terjadi ujian-ujian. Entah ujian kenikmatan atau pun ujian kesusahan. Seringkali kita tak tahan menghadapi ujian kesusahan yang menimpa kita, padahal sesungguhnya Allah sedang menempa kita untuk mempersiapkan diri menjelang ujian kenikmatan. Maka suatu kebenaran, jika setelah adanya kesusahan itu pasti akan ada kenikmatan.
Perubahan kondisi kehidupan yang sering menempa kita hanyalah sebuah ujian mental dan iman kita kepada Allah. Tatkala kita bisa menyikapi perubahan dan perputaran kehidupan ini dengan baik, pasti ada hasil positif yang akan kita terima di akhir ujian ini berakhir.
Karena setiap perputaran itu ada konflik, maka sikapilah konflik ini menjadi sebuah harapan perbaikan untuk masa depan.
Kekosongan jiwa akibat salah menyikapi sebuah masa transisi kehidupan, hanyalah sebuah kesia-siaan yang tak perlu kita pertahankan. Rasakan perputaran roda ini, dan nikmati prosesnya, serta yakinlah bahwa roda ini suatu saat juga akan berada pada puncaknya kembali.
Untuk Anda yang sedang berada di bawah, yakinlah pada waktunya kelak, Anda juga akan merasakan berada diatas.

Senin, 25 Oktober 2010

Menjadi Panitia Qurban BSI

Alhamdulillah, setelah kurang lebih 3 bulan menempati rumah baru di daerah Sawangan , Depok. kini sedikit demi sedikit saya bisa mengikuti ritme dan budaya setempat.
ada hal-hal yang tidak pernah saya jumpai saat 2 tahun sebelumnya ketika saya kontrak rumah di Jakarta. sekarang, alhamdulillah banyak nikmat dan do'a yang Allah kabulkan melalui rumah ini.

Untuk pertama kalinya, dalam sejarah hidupku, hehehe, aku di undang untuk bergabung dalam panitia idul qurban di masjid komplek perumahan. kalau tahun-tahun sebelumnya, aku cuma menjadi panitia qurban di masjid kantor. tentu saja, ini adalah pengalaman sekaligus jalan utama menuju keakraban dengan para tetangga, khususnya para takmir masjid akmaliah, Bumi sawangan indah, Pengasinan, Sawangan , Depok.

meski kali ini, dalam kepanitiaan ini saya tidak mendapatkan amanah khusus, tapi saya sangat menyukainya. semoga, melalui amanah ini segera terbuka kebaikan-kebaikan lain dan kesempatan untuk menjadikan Bumi Sawangan Indah ini sebagai ladang amal saya dan keluarga kelak. amin

07.35 WIB ... sesaat setelah sampai di kantor

Merajut (Kembali) Ukhuwah Tarbiyah

Merajut (kembali) Ukhuwah Tarbiyah

Ada saat-saat dimana kita merindukan sekali pertemuan pekanan yang telah di agendakan. Meski baru kemarin bertemu, mungkin rasa rindu untuk duduk bersama menikmati indahnya taujih rabbani, hidangan materi tarbiyah dan dakwah serta celoteh teman-teman, entah soal kabar gembira, berita duka atau hanya sekedar gurauan belaka. Semuanya terasa manis dalam sebuah majlis ilmu yang penuh berkah.

Atau kadangkala, suasana batin dan raga yang kadang memaksa kita untuk bermalas-malasan menghadiri pertemuan tersebut, juga menjadi pemicu penurunan ghiroh dalam tarbiyah. Entah sebuah alasan yang di sengaja atau memang alasan syar’i yang ada, membuat kita tak bisa menatap wajah-wajah ikhwah kita dalam setiap pekannya.

Kita mempunyai kekuatan dan kekuasaan untuk mempengaruhi suasana batin kita. Menikmatinya dan mensyukurinya. Atau hanya sekedar mengeluh kesah dan mengkritisinya. Bahkan, kita bisa merasa memiliki semua itu.

Ada seorang ikhwah yang bercerita
“akhi, dimanakah rasa ukhuwah kita sekarang ini? Masa’, waktu ane pindahan kemarin, tak ada satu pun ikhwah yang datang membantu atau sekedar meng- sms minta maaf tidak bisa membantu ….. ane rasa, ane tidak pasif-pasif amat di DPRa ini… kalo suruh masang2 bendera ane ikut, ada syuro ane datang, kalo ada baksos, ane juga Bantu … ”

Apakah nilai-nilai ukhuwah yang telah kita peroleh dalam materi-materi tarbiyah hanya menjadi sekedar “materi tanpa makna”, tanpa sebuah aplikasi ?

Apakah ukhuwah itu hanya sekedar berjabat tangan ketika bertemu, mengirim do’a ketika sakit, mengucap barokah ketika bahagia atau bahkan hanya sekedar mengenal nama dan nomor hanphone nya ?

Apakah ukhuwah hanya sebatas teman satu grup atau antara Murobbi dengan Mad’u ?

Mungkin bias-bias kerapuhan ukhuwah mulai terjadi di sekitar kita, atau bahkan karena kita sendiri. Sering kali kita sudah merasa cukup menanyakan kabar atau mendo’akan mereka melalui pesan singkat yang kita kirim “tidak special” untuknya, bahwa ini adalah ukhuwah. Sering kali kita sudah merasa cukup, ketika kita mampu membantu saudara kita yang sedang membutuhkan, dan kita katakan itu adalah ukhuwah.

Tidak. Tidak semua ikhwah kita butuh uluran tangan materi, tidak semua ikhwah kita butuh sms-sms yang tak special untuknya. Mungkin mereka butuh do’a-do’a kita di kala sujud panjang sepertiga malam kita, mereka butuh sentuhan hati kita untuk ikut mendengarkan cerita keluarganya, mereka butuh hal-hal kecil yang seringkali kita anggap “terlalu sepele dan terlalu lebay”.

Mulai sekarang, tataplah wajah ikhwah-ikhwah kita lekat-lekat, sunggingkan bibir manis antum, berikan hadiah untuk mereka di sela-sela kesibukan dakwah antum, entah hadiah untaian doa atau bahkan sekedar materi kecil, yang membuatnya “antum special” di hati mereka.

Selamat merajut ukhuwah kita dalam bingkai tarbiyah. Selamat melanjutkan tradisi Rasulullah.

Kamis, 14 Oktober 2010

Perbaiki Jakarta, Sekarang Juga !

Setiap berangkat menuju kantor tempat saya bekerja, yang bertempat di daerah Kalibata, Jakarta selatan, kurang lebih dalam sekali perjalanan saya menempuh jarak kurang lebih 30 kilometer. dengan rentang waktu kurang lebih antara 1 - 1,5 jam.

rutinitas ini saya kerjakan setiap hari senin sampai jum'at. berangkat dari rumah di daerah sawangan, depok sekitar jam 05.45 dan sampai jakarta sekitar pukul 07.00. perjalanan panjang yang cukup melelahkan.

Rute yang biasa saya lewati adalah jalan raya sawangan - jalan raya pancoran mas - masuk ke area villa mutiara cinere - tanah baru - jalan moh. kahfi II - lenteng agung - tanjung barat - pasar minggu - kalibata.

rute-rute yang hampir dilewati setiap pengemudi sepeda motor.

Perjalanan yang sangat melelahkan ini ditambah lagi dengan kemacetan di sepanjang jalan lenteng agung hingga pasar minggu. kemcetan yang sudah mengakar dan tidak dapat diprediksikan lagi, karena sudah keniscayaan.

mungkin banyak sebab mengapa jalan di daerah tersebut sangat begitu macet.
1. ruas jalan yang sempit
ruas jalan area yang mengalami kemacetan merupakan jalan dua arah yang tidak terlalu lebar. sehingga pengemudi - mobil dan motor - harus benar-benar ekstra hati-hati untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas.
2. tidak adanya jalur alternatif menuju daerah tersebut
tidak adanya jalan alternatif yang dapat digunakan pengemudi untuk menuju daerah ibukota, khususnya daerah pasar minggu dan sekitarnya.
3. jumlah angkutan umum dan mobil yang sudah diatas batas
4. tidak adanya jembatan penyeberangan bagi pejalan kaki

minimal empat hal diatas yang menyebabkan kemacetan disepanjang jalan di ibukota semakin parah. entah kapan ini akan berakhir. yang jelas, pemerintah kota DKI Jaya harus segera berbenah SEKARANG JUGA !!!

Selasa, 12 Oktober 2010

Rumahku Kini....

Alhamdulillah, sudah 3 bulan lebih saya dan istri menempati rumah baru di daerah sawangan. rumah sederhana berukuran luas bangunan 75 dan luas tanah 90 meter ini, kini menghiasi hari-hari kami menanti sang buah hati.

Rumah sederhana yang penuh keteduhan dan kenyamanan. Rumah tempat kami beristirahat melepas lelas, merakit cinta dan merajut kasih. Rumah tempat berbagi hati dan inspirasi. Rumah sederhana yang kini menjadi hunian resmi kami.

Kini rumah ini sudah menjadi bagian dalam hidup kami. mengawali dan mengakhiri hari dengan menatapnya. semoga selalu ada kebaikan dan keberkahan dalam rumah ini. amin

Menikmati Nikmat

Seringkali kita terjebak dalam suasana rutinitas kebahagiaan. Rutinitas kenikmatan dan rutinitas kenyamanan. Kadang kita tidak mampu merasakan bahwa kenyamanan dan kenikmatan yang kita dapatkan adalah rizki Allah untuk kita.

sadar atau tidak, bahwa bergulirnya waktu, Allah berkahi kehidupan kita dengan se-abrek kenikmatan.

menikmati kenikmatan adalah sebuah keniscayaan yang seharusnya kita miliki. bahwa menghargai dan merasakan kenikmatan itu sendiri merupakan bagian dari mensyukuri keadaan. karena keadaan adalah situasi yang memungkinkan kita untuk menikmati lebih dari yg Allah berikan.

Maka, jadikan setiap momen dalam hidup kita, menjadi kenikmatan yang dapat kita rasakan kenikmatannya. bukan kenikmatan yang hambar oleh rutinitas yang ada.